Rabu, 07 Mei 2014

Kau Merubah Segalanya

Bim-Bim melaju dengan kecepatan penuh menembus
hujan pagi itu. Dia tidak perduli dengan badannya
yang telah basah kuyup di guyur hujan.
Sesampainya Bim-Bim di sekolah, halaman sekolah
sudah sepi. Ini menandakan kalau jam pelajaran
telah dimulai.
Bim-Bim dengan santai melangkahkan kakinya
menuju kelasnya. Saat akan memasuki kelas, tiba-
tiba seseorang menepuk pundaknya dan
mengagetkannya. Dia adalah Viona, sahabat Bim-
Bim.
“Woy Bim, telat mulu loe.. Sampai basah kayak gini
lagi.” Kata Viona
“Iya bawel, tadi kehujanan. Maklum Saya kan naik
motor, bukan kayak elu yang naik mobil. Tumben
loe telat.” Jawab Bim-Bim
“Saya kesiangan bangun tadi. Udah yuks masuk.”
Ajak Viona
“Yuukss..”
Mereka berdua memasuki ruang kelas. Seorang
gadis menghampiri dan menyapa mereka berdua.
Dia adalah Anggun, murid baru di kelas mereka.
“Hai..” Sapa Anggun
“Hai juga” Balas Bim-Bim dan Viona bingung.
“Nama kalian siapa? Saya Anggun, Saya anak baru
di sini.” Kata Anggun memperkenalkan diri dan
mengulurkan tangannya.
“Bim-Bim.” Jawab Bim-Bim singkat dan pergi
menuju bangkunya.
“Saya Viona. Oya, maaf ya atas sikap Bim-Bim, dia
emang kayak gitu.” Kata Viona kemudian
menyambut tangan Anggun
“Iya. Nggak masalah kok.”
“Saya ke sana dulu ya, nyusul Bim-Bim.”
“Ok.”
Suatu sore hari, Rahma berkunjung ke rumah
Anggun untuk mengerjakan tugas sekolahnya.
Rahma adalah teman Anggun di sekolah. Ternyata
rumah Anggun bersebelahan dengan rumah Bim-
Bim. Anggun mempersilahkan Rahma masuk ke
rumahnya dan mengambilkan minuman. Mereka
mengerjakan tugas sambil berbincang-bincang ria.
“Saya nggak nyangka ternyata loe tetanggaan ama
Bim-Bim, Nggun.” Kata Rahma sambil meminum es
jeruknya.
“Saya juga rahma. Tapi kayaknya Bim-Bim nggak
peduli gitu deh, Saya tetangga dia atau bukan.
Padahal ortunya baik banget. Bim-Bim kenapa sih
Rahma, kok cuek en’ dingin gitu sikapnya? Kemaren
Saya tanya sama Viona, tapi Viona nggak mau
bilang.” Terang Anggun
“Hmm.. Bim-Bim sebenarnya anak yang ceria en’
bersemangat. Saya tahu kok kenapa sikap Bim-Bim
begitu. Semua orang juga tahu kali. Tapi kamu
jangan kaget ya dengerin cerita saya.”
“Iya.. Iya.. Ayo donk cerita, Saya penasaran nih.”
Pinta Anggun
“Bim-Bim itu cuek karena ditinggal mati ma
pacarnya.” Terang Rahma
“Hah?? Kok bisa??” Kata Anggun kaget. “
“Gini ceritanya. Dulu Bim-Bim punya pacar,
namanya Rusna. Mereka pacaran dari SMP, sekitar
empat tahunn deh. Dulu mereka hampir aja mau
tunangan. Rusna itu saudara kembarnya Viona.
Rusna meninggal karena kecelakaan waktu dia mau
jemput Bim-Bim. Bim-Bim syok banget waktu itu.
Dia merasa bersalah atas kematian Rusna en’ dia
nggak terima kalau Rusna meninggal. Dia aja nangis
histeris gitu, sampai-sampai jatuh pingsan waktu
pemakaman. Sejak kematian Rusna, Bim-Bim ya
jadi cuek en’ dingin gitu. Jangankan cowok yang
deketin dia, cewek aja dia nggak peduli.” Cerita
Rahma.
“Kasian juga ya si Bim-Bim. Oya, kok loe tahu
banget sih soal mereka? Emangnya loe kenal ya ma
Rusna?” tanya Anggun.
“Satu sekolah kenal lagi siapa Rusna. Cewek paling
pinter en’ paling cool di sekolah. Dari SMP sampai
sekarang Saya itu satu kelas ma mereka bertiga.
Jadi Saya kenal banget ma Rusna. Waktu
pemakaman Rusna aja nih, satu sekolah pada
datang. Mereka sedih banget kehilangan seorang
yang begitu membanggakan buat sekolah.” Terang
Rahma
“Hmm. Rusna tipe cewek yang perfect ya. Pantas
Bim-Bim nggak bisa lupain dia.” Gumam Anggun
“Iya. Sekarang kita ngerjain tugas dulu yuk, besok
sudah harus di kumpulin nih.”
“Hayuu..”
Saat jam istirahat, Bim-Bim duduk seorang diri
sambil membaca buku di taman sekolah. Kemudian
Anggun menghampirinya.
“Hai Bim.” Sapa Anggun
“Ngapain loe kesini.” Kata Bim-Bim tampa
mengalihkan matanya dari buku.
“Saya Cuma mau berteman sama loe kok, Bim. Kok
loe sendirian, Viona mana?”
“Viona ke kantin.” Jawab Bim-Bim singkat
“Saya boleh ngomong sesuatu ama loe?” tanya
Anggun
“Ngomong aja. Nggak perlu basa basi.”
“Bim, loe jangan cuek gitu donk. Loe hidup bukan
untuk cuek mulu ke orang-orang.” Ucap Anggun.
“Apa peduli loe sih. Lagian loe juga nggak bakal
ngerti kenapa Saya kayak gini.” Bentak Bim-Bim.
“Saya ngerti apa yang loe rasain. Tapi loe jangan
terus-terusan terpuruk dengan keadaan ini.”
“Maksud loe apa? tahu apa loe soal saya?”
“Saya tahu semuanya. Rahma udah cerita semuanya
ke saya. Loe kayak gini karena Rusna kan.
Seharusnya loe bisa atasi kesedihan loe, Bim. Bukan
dengan nyiksa diri loe kayak gini. Saya yakin Rusna
pasti sedih kalau ngelihat loe kayak gini.”
“Loe nggak berhak ngomong kayak gitu ke saya. Itu
urusan saya, bukan urusan loe.” Bentak Bim-Bim
kemudian pergi meninggalkan Anggun yang berdiri
terpaku menatap kepergiannya.
Bim-Bim tak bisa memejamkan matanya. Kata-kata
Anggun tadi siang begitu melekat di kepalanya. Bim-
Bim mulai berpikir, kata-kata Anggun ada benarnya.
Tak seharusnya dia begitu cuek kepada orang-
orang. Bim-Bim menyesal atas sikapnya ke Anggun
tadi siang.
“Anggun kayaknya benar, nggak semestinya saya
cuek en’ dingin ke orang-orang. Saya harus bisa
ceria kayak dulu lagi. Saya yakin Rusna pasti udah
tenang di sana. Besok Saya harus minta maaf sama
Anggun atas sikap Saya ke dia tadi siang.” Gumam
Bim-Bim.
Keesokan harinya di sekolah, anak-anak heran
melihat tingkah Bim-Bim begitu juga Viona. Dia
selalu menyapa orang-orang yang ditemuinya di
sekolah. Mereka hanya angguk-angguk kepala
bingung saat Bim-Bim menyapa mereka.
“Woy Bim, kesambet setan apa loe sampai berubah
gitu. Biasanya loe cuek mululu ma orang-orang.”
Ucap Viona
“Hehe.. Saya baru sadar Vin, nggak seharusnya kan
saya cuek mululu sama orang-orang cuma gara-
gara saya ditinggal Rusna.” Ungkap Bim-Bim
“Yups. Akhirnya saya bisa lihat senyum loe lagi.”
“Oya, loe lihat Anggun nggak? Saya mau minta
maaf sama dia. Kemaren saya udah kasar banget
sama dia.”
“Itu Anggun tuh, lagi sama Rahma. Kita samperin
aja yuk.” Kata Viona sambil menunjuk dua orang
gadis yang sedang duduk di taman sekolah. Mereka
berdua pun menghampirinya.
“Hai Nggun.” Sapa Bim-Bim
“Hai juga Bim.” Kata Anggun. Rahma dan Anggun
bingung melihat sikap Bim-Bim.
“Kata-kata loe kemaren ada benernya, Nggun.
Nggak seharusnya saya bersikap antipati sama
orang-orang. Saya mau minta maaf atas kejadian
kemaren. Loe mau kan maafin saya. Oya Rahma,
Saya juga mau minta maaf sama loe. Saya sering
jutek ma loe.” Ucap Bim-Bim
“Iya Bim, kita maafin loe kok.” Kata Anggun dan
Rahma sambil tersenyum.
“Makasih ya Nggun, loe udah ngerubah segalanya.”
Kata Bim-Bim.
“Akhirnya Bim-Bim yang ceria kembali lagi.” Ucap
Viona
Bim-Bim pun menjadi anak yang ceria dan
bersemangat kembali. Semua orang senang melihat
perubahan Bim-Bim. Akhirnya Mereka berempat pun
menjadi sahabat yang paling bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar